Nenek Jumirah tinggal di TPS sejak setahun lalu
Tempat pembuangan sampah merupakan tempat yang kotor dan menjadi sarang penyakit. Meski demikian, seorang nenek bernama Jumirah justru memilih untuk tinggal di TPS Nitibuana, Kelurahan Beji, Kecamatan Ungaran Timur, Semarang. Berikut adalah kisah nenek Jumirah, dirangkum dari Kompas.com.
1.Bermasalah dengan warga
Nenek Jumirah memilih untuk tinggal di TPS Nitibuana bukan tanpa alasan. Nenek yang biasa dipanggil Nenek Ompong ini tinggal di tempat kumuh tersebut bersama 20 ‘anaknya’. Anak-anak Nenek Jumirah adalah kucing-kucing liar, baik kucing yang dibuang oleh sang pemilik atau kucing yang tidak bertuan.
Semenjak hidup seorang diri, Nenek Jumira memutuskan untuk hidup dengan kucing-kucing liar. Ia mulai berteman dengan kucing liar sejak puluhan tahun yang lalu. Awalnya, Nenek Jumirah tinggal di daerah Bulu. Sayangnya, Nenek Jumirah mulai bermasalah ketika ia memelihara 22 ekor kucing.
“Salah satu kucing saya yang bernama Ragil Kuning, dituduh mencuri lele setengah kilo, harganya mungkin Rp 10 ribu. Saya tidak terima lalu saya ganti Rp 50 ribu, malah dimaki-maki. Saya sedih dan menangis, kucing saya tidak mencuri lele,” cerita Nenek Jumirah, dikutip dari Kompas.com.
2.Pindah ke TPS
Tak mau terlibat masalah lagi, Nenek Jumirah akhirnya pergi dari rumahnya dan memilih untuk tinggal di TPS sejak satu tahun lalu. Di TPS Nitibuana ini, Nenek Jumirah harus tidur dengan sampah, sementara ia hanya tidur beralaskan tikar.
“Sama petugas, saya disuruh pergi agar tidak lagi tidur di TPS. Tapi kalau saya pergi, kucing-kucing ini tidak ada yang merawat,” jelas Nenek Jumirah.
Jumirah mengatakan ia sebenarnya bukan penyayang binatang. Ia hanya kasihan melihat kucing-kucing liar itu sulit mendapatkan makanan. Oleh sebab itu, ia memutuskan untuk merawat mereka.
Beruntungnya, setelah merawat puluhan kucing, Nenek Jumirah kini mendapatkan banyak bantuan dari masyarakat. Ada yang memberikan makanan untuk kucing, ada pula yang memberikan makanan untuk Nenek Jumirah.
3.Terserang penyakit
Nenek Jumirah tidak ingat ada berapa kucing yang ia rawat.
“Kucing yang mati tidak usah dihitung. Tapi yang hidup harus terus dirawat agar sehat,” ungkap Nenek Jumirah.
Uniknya, semua kucing yang dirawat Nenek Jumirah ini diberi nama. Mulai dari Melati, Petruk, Semar, Gareng, Ragil Kuning, dan lain-lain. Kucing-kucing itu pun setiap hari tidur bersama Nenek Jumirah di TPS.
Selama tinggal di TPS, Nenek Jumirah mengaku terserang penyakit. Ia pernah mengalami diare hingga demam. Meski demikian, Nenek Jumirah tak menghiraukan kesehatannya. Ia tetap memilih untuk tinggal di TPS tersebut dan merawat kucing-kucingnya.
Untuk kebutuhan sehari-hari, Nenek Jumirah sering menumpang pada seseorang yang ia sebut bos rongsok. Kalau Nenek Jumirah tidak mempunya uang, dia akan menjual barang rongsokan yang ia dapat ke orang tersebut.
Sumber artikel